Bisa beli motor tapi beli bensin gag bisa? Apa kata dunia?

Beberapa hari terakhir ini kita kembali mengalami fenomena adanya antrian panjang saat ingin melakukan pengisian bensin. Adanya pengurangan subsidi dari pemerintah membuat harga bensin akan kembali naik entah berapa persen. Mengapa? Trus kita harus dukung apa nolak?
Anggaran pemerintah untuk subsidi sudah terlalu besar hanya untuk bensin. Mungkin mencapai triliunan. Jumlah yang sangat fantastis. Mereka yang menolak harga naik dapat dimaklumi karena harga sembako juga mengalami kenaikan. Setiap tahun pasti ada kenaikan, setiap bulan puasa, masa liburan, akhir tahun dan masa lainnya yang selalu dibarengi dengan kenaikan harga. Ditambah kondisi ekonomi masyarakat kita yang cenderung menengah ke bawah, hal ini tentu menjadi semakin sulit.
Disisi lain, mungkin mendukung keputusan naiknya harga bensin juga bukan hal yang salah. Mengingat bensin bersubsidi yang harusnya dinikmati rakyat biasa, ternyata ikut dinikmati mereka yang berduit dan punya mobil mewah. Padahal mereka yang bermobil mewah harusnya menggunakan bahan bakar non subsidi yang harganya lebih tinggi daripada harga subsidi. Hal ini supaya memberikan kesempatan kepada rakyat biasa untuk mendapatkan subsidi.
Entah apa yang salah, selalu ada demo disaat harga bensin akan naik.Demo menentang kenaikan harga selalu diikuti bukan hanya warga miskin tapi juga mereka yang kaya raya dan memiliki mobil mewah  itu. Jujur hal ini cukup memalukan. Semoga kali ini tidak. Masyarakat sudah mulai terbiasa. Dulu waktu bensin masih Rp 2500 , masyarakat berdemo menolak lalu bisa beradaptasi. Lalu ketika naik menjadi Rp 4500 dan Rp 6500 kembali berdemo. Setelah itu adaptasi kembali bisa dilakukan. Hal yang sama juga akan terjadi kali ini. 
Sebagai generasi muda yang terdidik sudah seharusnya kita mendukung kenaikan harga bahan bakar ini. Coba bandingkan harga bensin di Indonesia dengan negara maju, jauh lebih murah (Jangan bandingkan dengan negara timur tengah maupun amerika latin yang memiliki ladang minyak berlimpah). Kita terbiasa dimanja dengan harga yang murah dan ketika harga dinaikkan, kita merasa tidak terima dan protes. 
Sudah saatnya kita belajar lebih dewasa dengan menerima dan mendukung ini semua. Toh dengan adanya pemotongan subsidi, negara dapat menghemat biaya sekitar 40 triliun. Waow itu besar sekali. Disamping itu juga akan berdampak pada menurunnya polusi kendaraan pribadi karena masyarakat akan berpikir dua kali untuk berpergian jauh dengan kendaraan pribadai. Penggunaan transportasi umum juga bakal menjadi salah satu solusi, namun dengan satu syarat yaitu kondisi angkutan umum haruslah memadai. Jangan seperti sekarang ini.
So kita gag perlu protes lagi tentang harga ini. Kita aja bisa beli motor sama mobil, beli buat fashion, masa beli bensin gag bisa? Apa kata dunia? Padahal tau kan faktanya kalo tiap tahun jumlah kendaraaan mobil dan motor selalu meningkat. Itu berarti ekonomi masyarakat juga meningkat. Dan secara logika masyarakat yang punya dana untuk membeli kendaraaan juga harusnya punya dana untuk bensin. 
 Urusan subsiidi atau lainnya sudah dipikirkan sama negara, kita cuma perlu mengikutinya selama itu masih masuk akal. Dan menaikkan harga bensin masih bisa dibilang masuk akal selama alasan yang mendasari masih bisa diterima. Jadi ya apa yang harus dilakukan. Ya tau sendirilah..

Comments

Popular posts from this blog

(Harusnya) Bayarlah upah sebelum kering keringatnya

Ijen-Baluran dalam sehari

Wisatawan China Perpanjang wisata di Bali akibat Wabah Virus Corona