Fanatisme Bullshit di Pemilu
Ada apa ini? Semakin dekat pemilu semakin panas. Calon yang
saling serang pada debat final hari sabtu 5 Juli 2014. Sepertinya sang calon
ikut menyusul kelakuan para pendukungnya. Di dunia maya para pendukung atau lebih dikenal sebagai simpatisan saling
ejek. Bahkan di beberapa daerah sempat terjadi insiden. Ada bentrok antar
simpatisan, penyegelan kantor media dan lainnya.
Sekarang sudah 2014.
Dan katanya ini adalah negara demokrasi.
Tapi mana buktinya? Mana itu
demokrasi kalau yg ada cuma seperti ini? Sempat terpikir andai pemilu presiden
ada 3 kandidat mungkin tidak akan terjadi hal bodoh seperti ini. Mungkin karena
hanya ada 2 kandidat yg bertarung maka persaingan menjadi sangat panas.
Fanatisme buta. Hanya orang bodoh dan terbelakang yg memegang
penuh hal itu. Menghina pasangan capres lain. Bahkan parahnya sampai
mengorbankan pertemanan hanya demi fanatisme ini. Bisa dibilang fanatismu bullshit! Apa mungkin negeri ini sudah
terbalik? Bangsa yg dulunya terkenal ramah dan santun sekarang menjadi bangsa
yg separah ini? Mendukung salah satu capres itu tidak salah. Tapi secukupnya
saja. Tak perlu menggunakan kampanye hitam atau apapun yg justru memperlihatkan
dangkalnya otak mereka. Otak yg dangkal dan pandangan yg sempit. Apa kata
dunia??
Sebagai contoh,
mungkin kita harus belajar dari beberapa negara yg berhasil menerapkan apa itu
demokrasi tanpa perlu mati-matian teriak “Kita negara demokrasi!!”. Be smart aja lah. Siapapun yg terpilih toh
juga bakal jadi pemimpin kita. Kecuali kita mau jadi oposisi.
SELOW AMAT
HIDUPNYA CUMA UNTUK JADI OPOSISI!!
Generasi muda yg
terdidik harusnya bisa menggunakan akal sehatnya dan buktikan bahwa otak kalian
tak sedangkal itu. Sedangkan generasi tua harusnya bisa belajar dari hal buruk
di masa lalu. Kalau ini bisa dijalankan maka rasa aman dan damai bakal
dirasakan. Bukan malah rasa kesel, takut dan cemas seperti ini.
Andaikan itu bisa
terjadi. Andaikan saja. Tapi kapan? Entahlah.. Biarlah waktu yg akan menjawab
nanti kapan..
Comments
Post a Comment