Gelar juara tidak semudah membuat mie instan

Pernah bikin mie instan? Hampir semua orang terutama mahasiswa pasti pernah hahaha. Gampang kan? Tinggal seduh campurkan bumbu trus jadi deh.
Ini cuma analogi simple yg aku coba digambarkan tentang kesuksesan. Banyak orang mikir kalau kesuksesan itu gampang dan bisa diraih dalam waktu singkat. Atau lebih ekstremnya, beberapa ada yg mikir kalau kesuksesan bisa dibeli dengan uang. Pemikiran yg salah kaprah. Entah salah siapa atau mungkin karena pesatnya perkembangan teknologi buat kita semakin terjebak oleh budaya instan.
Begitu mendengar cerita kesuksesan seseorang, tentu kita langsung mikir sisi ‘enaknya’. Dan akhirnya orang yg sukses itu bakal bilang “kamu gag tau cerita dibalik sukses ini, sampai nangis berdarah-darah kita. Hahaha”.  Oke mungkin sedikit lebay tapi apa yg dibilang sangat tepat.
Ambil contoh terdekat saja. Jerman baru saja jadi juara piala dunia 2014 di Brazil. 
Kenapa jerman bisa jadi juara dunia? “Wah Jerman hebat, pemain bintang semua”. “Teknik tinggi dan pantang menyerah”. Dan lainnya. Semua komentar itu ada benarnya tapi lebih benar lagi kalau dijadikan satu. 
Mereka melakukan semacam misi untuk jadi juara dalam proyek jangka panjang. Sekitar 10 tahun. Waow 10 tahun bukan waktu yg sebentar kan. Setelah Jerman keok di turnamen Euro 2004, semua petinggi dan yg terlibat di sepakbola jerman berusaha untuk mengembalikan kebesaran sepakbola jerman. Pembinaan mulai dilakukan terutama untuk pemain usia muda. Dana besar disiapkan dan juga fasilitas pendukung. Semua hal itu disatukan menjadi sebuah faktor X yg menjadi alasan kenapa mereka bisa sukses. 
Tahun 2006 Jerman sukses menjadi juara 3 di tanah mereka sendiri setelah disingkirkan Italia. Tahun 2008 sukses menjadi juara 2 Euro di Austria. Tahun 2010 lagi-lagi hanya menjadi juara 3 setelah dikandaskan Spanyol. Lalu pada Euro 2012 juga hanya puas di semifinal setelah diantar pulang oleh Italia (lagi). Percobaan terus menerus atau bisa dikenal dengan trial error terus dilakukan hingga akhirnya 2014 menjadi waktu yg dinantikan. Juara Piala Dunia di Brazil. Beberapa rekor berhasil dipecahkan mereka. Tim eropa pertama yg merajai benua amerika. Tim pertama yg menang dengan rekor 7-1 sepanjang sejarah semifinal, atau malah membuat Brazil harus menanggung malu setelah dipermak 7-1.
Cerita kesuksesan itu tentu dibarengi dengan perjuangan tak kenal lelah. Semangat juang ala jerman. Bahkan tetesan keringat seakan tidak cukup. Semangat juang tinggi, fisik dan teknik mumpuni harus diikuti dengan cucuran keringat dan darah *Schweinsteiger di Final*.  Setiap orang harus melihat ke belakang. Bagaimana proyek selama 10 tahun dari 2004 berhasil di 2014. Mereka bersabar dan terus mencoba demi mendapatkan apa yg diinginkan.
Kita harus bisa aplikasikan ‘proyek 10 tahun’ ini ke dalam hidup. Apapun itu keinginan kita, apapun latar belakang kita dan apapun tujuan hidup kita nantinya. Mulailah ‘proyek jangka panjang’ kalian dari sekarang.
Kalau tidak sekarang kapan lagi. Semakin cepat memulai proyek semakin cepat pula kita mendapatkan hasilnya walau tak tahu pasti dalam berapa periode. Kuncinya memang harus siapkan mental, semagat juang pantang menyerah bahkan siap bercucuran keringat plus darah *lebay*. 
Gelar juara jerman tidak semudah membuat mie instan...

Comments

Popular posts from this blog

(Harusnya) Bayarlah upah sebelum kering keringatnya

Ijen-Baluran dalam sehari

Wisatawan China Perpanjang wisata di Bali akibat Wabah Virus Corona