Pendakian antar bangsa di bawah hujan lebat

Kalau di Malaysia ada kereta antar bangsa, maka disini ada pendakian antar bangsa. Kenapa pendakian antar bangsa? ini karena kami mendaki bersama kawan dari Malaysia. 5 orang Indonesia Bani, Elsa,Reza, Vandro dan Ani berangkat bersama 2 orang Malaysia sebut saja Mirul dan Din, mmendaki ke Gunung Prau, Dieng Jawa Tengah. Niat awal adalah untuk mengisi kekosongan hari libur dimana kami ingin mengilangkan kepenatan seusai bekerja da beraktivitsas sepanjang hari. Dan mendaki itulah yang jadi solusi tepat. Yeah!

Perjalanan menempuh waktu 5 jam melalui jalur perkebunan teh tambi yang tentunya sangat menantang. Berkali-kali motor yang tak kuat harus didorong perlahan untuk berjalan naik. Setelah 5 jam sampailah kami di dieng dimana pos pendakian gunung prau tidak jauh dari pintu masuk Dieng. Pendakian yang tidak akan lama karena gunung ini memiliki tinggi di bawah 3000 mdpl. Dengan bersemangat kami memulai pendakian jam 19.30 setelah beristirahat beberapa saat. 


Di luar dugaan ternyata pendakian berlangung sangat ramai karena itu adalah libur panjang. Sebelum pendakian sempat bertanya pada petugas dan petugas bilang 1000 pendaki sudah naik ke atas. Dalam hati kami berpikir bahwa kami harus segera naik karena perkiraan kapasistas gunung prau sekitar 2000-3000 orang. Sebelum perjalanan kami sempat ditawari buah terong belanda,  katanya sih bisa tambah stamina buat naik. Kami percaya dan coba aja, secara kami diberikan secara cuma-cuma walau rasanya sedikit kecut hahaha. Begitu melihat,waow, mendaki gunung terasa seperti antri sembako karena banyaknya pendaki dalm waktu bersamaan.


Perjalanan kami lanjutkan dengan penuh semangat. Kami tidak terburu-buru kami yakin sebelum tengah malam kami sudah bersantai di tenda. Setiap ada yang capek, kami berhenti istirahat sejenak dan berbincang apapun. Perjalanan berlangsung lancar sampai kami melewati pos 3. Akhirnya hal yang tidak kami harapakan terjadi. Hujan. Yap, hujan saat pendakian adalah saat terburuk yang sangat dihindari. Padahal kami berharap hujan turun setelah kami sampai di puncak. Kami putuskan untuk tetap mendaki dengan mengenakan mantel. Perjalanan sangat berat karena jalur dipenuhi air mengalir, bahkan kami sempat melihat seorang pendaki mengalami hypothermia . Kami sempat bantu sejenak dengan memberikan minyak kayu putih untuk menghangatkan. Yap di Gunung, siapapun harus saling kerja sama dan tolong menolong, walau tidak kenal sebelumnya.


Perjalanan mendaki di bawah hujan deras dengan jatuh bangun berakhir di sunrise camp. Kami tidak putuskan untuk ke puncak mengingat waktu yang sudah dinihari. Kami cari lokasi untuk 2 tenda. Bahkan saat membangun tenda, kamipun harus menggigil kedinginan. Ya ini lah serunya. Kami bersyukur akhirnys dapat lokasi untuk tenda. Setelah tenda berhasil didirikan segera kami masuk dan tidur pulas. Kami tak peduli lagi dengan celana yang sangat kotor hingga yang tadinya biru menjadi warna hitam lumpur.


Di pagi hari, sunrise yang kami nantikan tak kunjung datang karena kabut yang menutup sekitar area. Akhirnya kami sempatkan berfoto seadanya sebagai documenter perjuangan pendakian hahaha. Setelah sarapan dengan ind*mie campur antara rebus dan goreng dengan rasa nano nano kami putuskan untuk turun ke bawah. Dan apa yang kami rasakan saat mendaki kembali terjadi. Antrean panjang dan hujan! Oh my God! Ya terpaksa kami turun dengan sangat perlahan. Bahkan kami menggunakan sandal biasa merek s*allow karena sepatu kami sudah sangat licin dan penuh dengan lumpur. Mungkin para pendaki merasa aneh melihat orang turun dengan hanya menggunakan sandal hahaha. Inilah serunya! Tapi tentu sangat beresiko mendaki dengan sandal. Turun dengan menggunakan mantel kembali harus kami lakukan hahaha. Akhirnya kami sampai di bawah dengan selamat. Dan perjalanan pulang ke jogja kami lalui melalui jalur yang berbeda. Bermaksud menghindari jalur Tambi yang naik turun, kami lewati jalur purworejo yang landau tapi dengan truk-truk yang melintas serasa jalan itu milik nenek mereka. Yapp dan kami sampai di jogja pukul 10 malam untuk kemudian kembali istirahat. Bergumul dengan mimpi indah mengenang pendakian antar bangsa dibarengi hujan deras.


Canda tawa dengan 2 orang Malaysia dengan bahasa melayu seperti tandas (toilet), kereta (mobil) percuma (gratis) dan baju sejuk (entah apa artinya di bahasa Indonesia :p ) dll menjadi hiburan tambahan sepanjang perjalanan. Tapi yang terpenting adalah kembali mensyukuri ciptaan Tuhan yang Maha Besar dari atas. Pendakian selalu bertujuan untuk menyatu dengan alam, tidak mengotori lingkungan dann mensyukuri keindahan ciptaan-Nya. yapp itu lah salah satu misi kami disamping rileks dari kegiatan rutin yang sangat padat tentunya  

#travelling #local #hiking #Prau #CentralJava

Comments

Popular posts from this blog

(Harusnya) Bayarlah upah sebelum kering keringatnya

Ijen-Baluran dalam sehari

Wisatawan China Perpanjang wisata di Bali akibat Wabah Virus Corona