Jaipur, i love this city!

Benbanii - Mungkin inilah kota favoritku selama 2 minggu keliling India. Jaipur. Ibukota negara bagian Rajashtan ini masuk salah satu kota tujuan wisata di India dan juga segitiga emas india yaitu Delhi-Agra-Jaipur. Disinilah aku melanjutkan perjalanan selama 3 hari tanpa rencana yang jelas. Yap! Inti dari sebuah perjalanan bukanlah rencana tapi bagaimana kita menikmatinya.
Perjalanan diawali dari Agra dengan kereta yang dijadwalkan berangkat jam 6.30. Bulan itu India sedang musim dingin dan jangan tanya betapa dinginnya saat menunggu kereta di stasiun. Ternyata kereta telat hingga jam 10.30. Benar-benar rekor dibandingkan kereta di negeriku sendiri. Menunggu sekitar 4 jam dengan suhu 10°C adalah hal yang seharusnya bisa dilewatkan di hostel sambil tidur nyenyak, tapi inilah perjalanan yang penuh kejutan dan aku harus menikmatinya. Yeay!
Begitu kereta datang, segera aku masuk ke dalam untuk menghangatkan badan, meskipun suhu pun juga mulai menghangat mengingat hari sudah siang. Lagi-lagi di kereta aku bertemu dengan sesama traveler asal Korea dan Belanda dimana kami langsung membaur satu sama lain meskipun gagal (lagi) mendokumentasikan pertemuan singkat di kereta. Perjalanan berlangsung selama 5 jam dan sampailah di Jaipur di sore hari. Dari stasiun aku langsung menuju hostel menggunakan bajaj.
Begitu sampai hostel, aku sempat gag percaya lihat kondisi hostel yang aku pesan seharga 350 rupees/ malam (70.000IDR) karena bangunan yang baru dan terasa terlalu murah untuk harga segitu. Inilah kejutan lain dalam perjalanan yang aku dapat. Staff hostel juga ramah dan cukup bisa berbahasa inggris, bahkan tak segan dia mengajariku beberapa kata bahasa hindi. Hahaha ap kaa nam kyaa hae? Yaa kyaa hae?
Hostel murah tapi mewah

salah satu sudut hostel

Hari pertama hanya dihabiskan untuk berjalan di sekitar hostel sambil menikmati makan malam seharga 50 rupees (murah meriah) yang tentunya makan di pinggir jalan. Hari kedua aku baru teringat kalau agenda hari itu adalah aku harus menuju ke NGO teman CS, Nitin, setelah dia menanyakan kabar melalui whatsap. Setelah tanya kesana kemari mengenai transportasi termurah, akhirnya kuputuskan naik bus kota (mirip seperti di indonesia dan bisa naik turun dari mana saja). Setidaknya target naik segala macam transportasi tercapai. Mission completed! Hahaha
kondisi yang cukup memprihatinkan

Saksham, NGO yang patut diacungi jempol!


Begitu sampai di NGO, aku langsung bertemu dengan Nitin dan beberapa CS-ers asal Polandia. Kami langsung bergegas melihat beberapa bangunan yang memang dibuat untuk aktivitas NGO. Seperti pemberian rutin susu untuk ibu hamil, kelas menulis dan menghitung untuk anak-anak dan ibu-ibu kurang mampu. Aku merasa beryukur karena perjalanan ke India akhirnya menemukan sebuah titik dimana aku tidak hanya berkunjung ke objek wisata tapi juga memiliki makna sosial (karena ke jaipur juga belum ada rencana mau kemana hehehe).
Nitin bersama anak-anak tampak semangat menyanyi

Disini aku mendapatkan kesempatan untuk mengajarkan anak-anak menggambar, menulis dan menghitung. Dan meskipun cuma sekitar 3 jam disini, aku pun merasa sangat puas karena setidaknya bisa memberikan sesuatu yang baik kepada anak-anak yang kurang mampu ini. Terkadang mereka bermain-main dengan kamera maupun ponselku dan Nitin pun menyuruh mereka untuk tidak memainkannya. Namun justru itu aku membiarkannya. “Let them happy Brother, it’s okay.”
Wajah-wajah penuh semangat dari mereka

Mungkin gambar mereka tidak seberapa, tapi semangat untuk belajar tetap membara

Senyum puas dari hasil gambar mereka

Waktu yang terlalu singkat pun berakhir pada jam 13.00 saat aku harus meninggalkan area karena memang Nitin punya agenda lain hari itu. Aku pun berterimakasih karena sudah diberi kesempatan singkat disini. Semoga nanti aku bisa bertemu anak-anak itu dalam kondisi yang lebih baik!
Sepulang dari NGO, aku melanjutkan perjalaan menuju Pink City menggunakan bajaj. Sesampainya disana, memang pemandangan sangatlah unik dan berbeda. Warna pink terpancar dari setiap bangunan dan membuatnya memang pantas dijuluki Pink city. Disinilah Hawa Mahal yang merupakan bangunan ikonik di kota ini. Tapi lagi-lagi aku memilih untuk tidak masuk karena harga tiket yang cukup mahal hehehe.
Hawa Mahal yang menjadi ikon Jaipur

Bangunan berwarna pink sehingga dijuluki Pink City

Karena aku tidak tahu lagi objek wisata yang murah ataupun gratis, aku putuskan buat kembali ke hostel jalan kaki. Ya jalan kaki sambil menikmati pemandangan negeri orang merupakan hal favoritku. Bermodalkan GPS ataupun cukup tanya orang di jalan sudah bisa mengantarku hingga sampai ke hostel. Ya! Berjalan santai sudah cukup membuat bahagia. Dan hari itu pun aku tutup buat berjalan keliling mall dekat hostel untuk sekedar cuci mata. *baru di kota ini aku bisa cuci mata, mungkin karena orang-orangnya ada turunan dari Iran* hahaha stereotip!
Hari ketiga atau hari terakhir aku punya beberapa jam untuk berjalan-jalan sebelum melanjutkan perjalanan ke Mumbai dengan kereta. Untungnya aku sudah janjian dengan driver Bajaj, Reehan, yang akan mengantar ke beberapa objek wisata murah di Jaipur ini dengan tarif 350 rupees saja. Tepat jam 9.00 si driver datang dan ternyata dia cukup ramah sehingga aku bisa santai di perjalanan sambil ngobrol ngalor ngidul dengan dia.
Tujuan hari itu adalah museum Jaipur, museum Maharaja di perbukitan dan sebuah bangunan di tengah danau (yang lupa namanya). Total dari ketiga tempat itu aku hanya bayar 30 rupees. Memang seorang backpacer harus memikirkan dana seefektif mungkin. Selepas dari mengunjungi ketiga bangunan itu, Reehan mengantarku ke sebuah toko souvenir dimana aku akhirnya membeli beberapa kartu pos untuk sekedar buah tangan saja.
Jaipur Central Museum

Burung merparti berterbangan di depan museum

Pengunjung di Maharaja Museum

Maharaja Museum yang terletak di perbukitan

Jaipur dari perbukitan

Sebuah bangunan di tepi danau di Jaipur


Merasa lapar, akhirnya aku minta Reehan untuk mengantarkanku ke sebuah kedai makan yang enak tapi murah meriah dan aku hampir tidak percaya saat dia mengantarku ke warung nasi briyani seharga 30 rupees. What?? Bahkan nasi yang semurah itu dihidangan hangat karena memang dimasak saat itu juga. Tanpa pikir panjang aku memesan 2 porsi dan menikmati nasi briyani bersama Reehan di dalam bajaj karena memang tidak ada tempat duduk kosong saat itu. Alhamdulilah. Rasa bersyukur kembali hadir karena aku tidak perlu mengeluarkan banyak uang, bisa ngobrol banyak dengan Reehan dan makan nasi briyani yang nikmat ini. Inilah poin plus dari backpacker, makan bareng supir bajaj! hahaha Dan perjalanan akhirnya harus berakhir di stasiun jaipur karena aku harus melanjutkan perjalanan ke Mumbai. Disini Reehan berpesan kalau ada teman Indonesia yang sedang ke Jaipur, disarankan untuk hubungi dia. I will keep my word Brother! Aku pasti akan menyarankan kawan untuk menggunakan jasa bajajmu.
Makan nasi briyani bareng


Berakhirlah perjalanan di Jaipur sekaligus India karena aku hanya akan menghabiskan waktu sehari di Mumbai juga tanpa rencana. Good bye Jaipur! I love this city!

Comments

  1. S128Cash Bandar Betting Online Terbaik dan Terbesar di Indonesia.
    Jika Anda seorang peminta Judi Online, Anda wajib bermain disini dan kami jamin Anda akan merasakan Sensasi dan Kenyamanan yang LUAR BIASA !!
    Disini kami menyediakan semua permainan Populer seperti Sportsbook, Live Casino, Sabung Ayam Online, IDN Poker dan masih banyak permainan lainnya.

    Segera daftarkan diri Anda bersama kami dan dapatkan PROMO BONUS yang tersedia, yaitu :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!

    Untuk pendaftarannya sangat mudah dan GRATIS!!
    Hubungi kami :
    - Livechat : Live Chat Judi Online
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.biz

    Judi Bola

    Situs Judi Bola

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

(Harusnya) Bayarlah upah sebelum kering keringatnya

Ijen-Baluran dalam sehari

Wisatawan China Perpanjang wisata di Bali akibat Wabah Virus Corona