Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak?

Orang bilang ‘makan terasa enak saat kita lapar’. ‘Tidur terasa nyenyak saat kita mengantuk’. Demikian juga ‘hasil terasa manis saat kita berjuang keras’. Ungkapan yang bukan sekedar ungkapan biasa.
Terbukti di kehidupan sehari-hari. Banyak orang lapar yang langsung makan akan makan dengan lahap dan merasa enak. Analogi yang cukup simple untuk menggambarkan usaha yang sedang dan akan kita lakukan. Setiap orang punya masalah berbeda dan cara untuk menyelesaikan masalah berbeda pula.
Mulai dari kecil ,dewasa hingga tua nanti masalah akan selalu meghadang tiap usaha yang kita lakukan. Mengapa masalah harus ada? Mengapa mereka selalu datang saat kita sedang berjuang mendapatkan sesuatu? Mengapa mereka sering memaksa kita untuk menyerah?
Jawabannya simple. Masalah datang sebenarnya bukan untuk menghancurkan tapi untuk menguatkan kita. Emosi, kesabaran, dan lainnya. Apakah Tuhan sengaja memberikan masalah? Tentu Tuhan memang berniat menguji seberapa tangguh kita dalam bertarung dengan masalah itu. Kalau berhasil maka menang dan sukses, kalau gagal kita mundur dan hancur.
Ingat ini. Tuhan tidak akan memberikan cobaan *baca: masalah* melebihi kemampuan hambanya. Artinya setiap orang yang punya masalah sendiri pastilah punya solusi sendiri untuk mengatasinya. Setiap cobaan atau masalah yang datang akan memperkuat kita dari segi apapun. Kuncinya adalah pantang menyerah. Maju terus pantang mundur. Toh banyak orang bisa mengatasi hal yang sepertinya ‘tidak mungkin‘ menjadi mungkin. Mungkin tapi sulit. Ya memang.
Lebih mudah kalau kita bilang, usaha terus walaupun ada kemungkinan gagal tapi kemungkinan berhasil tetap ada walaupun hanya 1%. Sementara kalau menyerah di tengah jalan kita pasti gagal 100%, bahkan 1000%.
Siapa yang untung kalau kita berhasil? Diri sendiri, bahkan orang lain. Siapa yang rugi kalau kita gagal? Jelas kita sendiri. Memang saat-saat target beralih ke realistis terasa berat sekali. Apalagi berusaha mengikhlaskan hal itu. Tapi memang saat itulah mental ditempa apakah siap menjadi yang lebih baik.
Kalau di film Three Idiot cukup bilang “all is well all is well”. Mungkin ini yang terbaik buatku. Tuhan punya rencana lebih baik dari apa yang kita rencanakan. Sesuatu yang terbaik adalah yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Ingat butuhkan.
Cara terbaik adalah diam sejenak, renungkan lalu lompat ke depan sejauh mungkin. Kalau jatuh, diam lagi lalu lompat lagi.
Yapp pemenang bukan mereka yang selalu menang tapi mereka yang selalu bangkit saat jatuh. Karena di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Kalau orang lain bisa kenapa kita tidak? Jangan pernah menyalahkan orang lain atau siapapun atas masalah yang menimpa kita. Anggap saja ini cara untuk pendewasaan. Jangan mengeluh dan terus bergerak. Di ujung sana ada cahaya keberhasilan yang siap menanti. Dan tak jarang banyak diantara kita yang terhenti hanya beberapa langkah dari cahaya itu.


Mau tidak mau kalau ingin dapatkan sesuatu terus lah berjuang. Salah itu biasa. Apalagi itu bukan salah kita melainkan kondisi yang tidak pas. 
So come on!

Comments

Popular posts from this blog

(Harusnya) Bayarlah upah sebelum kering keringatnya

Ijen-Baluran dalam sehari

Wisatawan China Perpanjang wisata di Bali akibat Wabah Virus Corona