Ironi pertandingan ujicoba

Dunia sepakbola Indonesia bakal tertuju ke Stadion GBK Senayan pada tanggal 7 Juni 2013. Indonesia bakal meladeni salah satu raksasa sepakbola dunia, Belanda. Tim oranye merupakan tim bertabur bintang walaupun dijuluki juga sepagai spesial runner-up karena hanya mampu 3x menembus final piala dunia.
Partai persahabatan yang akan digelar nanti benar-benar dianggap serius oleh Belanda. Mereka jauh-jauh datang kesini dan membawa pemain terbaik mereka. Robin van Persie yang baru saja membawa MU juara EPL, Arjen Robben yang membawa Bayer Muenchen merebut treble winner dan juga pemain lainnya. Selang beberapa jam setelah tiba pada rabu pagi mereka beristirahat dan mereka melakukan latihan pada rabu malam. Latihan dilakukan karena mereka menganggap pertandingan ini cukup penting dan merupakan pengalaman pertama kali bertemu Indonesia. Dari sisi historis, kedua negara memang terikat kuat, bahkan beberapa pemain Belanda berdarah Indonesia ataupun memiliki kakek nenek orang Indonesia. Acungan jempol saya berikan pada mereka. Serius berlatih dan bertanding nantinya.
Sekarang coba liat tim nasional kita, Indonesia. Apa yg terjadi? Ada semacam ironi yang terjadi disini. Latihan belum diikuti semua pemain dan bahkan menunggu beberapa pemain dari persipura yg belum bergabung. Indonesia yang mengundang Belanda justru terkesan sangat santai dalam menjalani laga ini. Mengapa ini terjadi? Apa kita tidak malu dengan masalah yang menimpa sepakbola nasional dari korupsi, prestasi anjlok sampai terbaginya 2 kompetisi dalam 1 negara. Seharusnya kita bersyukur tim sekelas Belanda mau mengunjungi Indonesia hanya untuk bertandaing, bahkan pemain bintang menyempatkan waktunya untuk bertanding. 
Mungkin benar kata Wim Rijsbergen, ex pelatih timnas. Belanda sang peringkat 9 dunia bertanding dengan peringkat 170? Jauh sekali ini, seharusnye mereka (Belanda) mempertimbangkan *tidak langsung menerima* tawaran itu mengingat tinggal 1 tahun lagi sebelum piala dunia 2014. Ini hanya berkaitan dengan nilai historis yang panjang antar kedua negara, tidak lebih. Mungkin Wim merasa dendam dulu pernah diperlakukan tidak baik oleh PSSI, tetapi ungkapannya saya amini juga mengingat kebetulan Belanda yang serius berlatih menghadapi undangan tidak diimbangi dengan keseriusan Indonesia sebagai tuan rumah yang mengundang mereka.
ckckck mau sampai kapan ini? Sepakbola maju? tingkat Asean aja blum bisa, apalagi dunia. Hal yg instan apalagi prestasi instan itu tidak mungkin. Pembinaan, penyatuan liga dan bla bla bla?? ahh itu hanya janji bual atasan PSSI. Kuping udah capek dengernya  -__- 

Comments

Popular posts from this blog

(Harusnya) Bayarlah upah sebelum kering keringatnya

Ijen-Baluran dalam sehari

Wisatawan China Perpanjang wisata di Bali akibat Wabah Virus Corona